Pulau Sumba memang tidak terkenal seperti tempat wisata lain semisal dengan nama Labuan Bajo yang sudah mendunia berkat Taman Nasional Pulau Komodo masuk dalam warisan dunia oleh UNESCO. Keindahan alam di Labuan Bajo mampu menyihir para Wisatawan untuk berkunjung, bahkan hampir setiap hari tidak pernah sepi dari kunjungan Wisatawan. Tetapi Wisatawan cobalah menjelajahi daerah lain di Nusa Tenggara Timur, salah satunya Pulau Sumba. Di Pulau Sumba sangat banyak wisata alam yang masih asri dan belum terlalu tersentuh banyak oleh Wisatawan nasional maupun mancanegara.
Mengenal Pulau Sumba
Sumba adalah salah satu Pulau terbesar di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berbatasan dengan Pulau Sumbawa bagian Barat, Pulau Sabu dan Rote bagian Timur, Pulau Flores bagian Utara, dan Samudra Hindia bagian Selatan. Pulau ini awalnya hanya memiliki dua kabupaten yakni Sumba Timur dan Sumba Barat yang beribukota Waikabubak tetapi pada tahun 2007 terjadi pemekaran. Sumba Tengah yang beribukota Waibakul dan Sumba Barat Daya yang beribukota Tambolaka mekar dari Sumba Barat. Sedangkan Kota terbesar di pulau ini adalah Kecamatan Waingapu yang merupakan Ibukota Kabupaten Sumba Timur.
Penduduk Pulau Sumba
Penduduk yang mendiami Pulau Sumba ada beberapa etnik meliputi suku asli Sumba, Bugis, Bima Jawa, Sabu, Arab, Tionghoa dan daerah NTT lainnya. Agama mayoritas penduduknya adalah Kristen, baik protestan maupun katolik, selebihnya Islam dan agama kepercayaan marapu. Marapu adalah kepercayaan suku sumba asli, Mereka percaya atas kemampuan arwah nenek moyang dan leluhur dapat menghubungkan pada sang pencipta. Kepercayaan marapu mulai meredup seiring masuknya misi zending yang dibawa Belanda sekitar abad 18. Walau demikian, Islam lebih dahulu menyebar di NTT termasuk Pulau Sumba sekitar abad ke 15 sehingga di Pulau Sumba banyak penduduk aslinya yang beragama Islam.
Destinasi Wisata di Pulau Sumba
Beragam destinasi wisata yang bisa dikunjungi oleh Wisatawan saat berkunjung ke Pulau Sumba, meliputi:
1. Air Terjun Waikelo Sawah
Waikelo Sawah dulunya merupakan bagian dari pembangkit listrik tenaga air yang dikelola oleh pemerintah pada tahun 1976. Dengan debit hingga 1.000 liter air per detik. Arus yang sangat cepat dan kuat memberi kehidupan pada areal persawahan di sekitarnya dan juga berfungsi sebagai sumber air bersih sehari-hari warga untuk mandi. Dikelilingi oleh tanaman hijau yang tumbuh di bawah kaki bukit, air terjun ini juga terletak di bawah beberapa gua megah.
Hasilnya, Wisatawan dapat menyaksikan langsung salah satu desain arsitektur alam terbaik – sebuah laguna gua yang dibingkai oleh panorama hutan hijau dan pintu masuk batu yang sangat eksotis. Tidak heran tempat ini menjadi favorit banyak Wisatawan. Waktu terbaik untuk mengunjungi Waikelo Sawah adalah sekitar bulan Februari, Maret, dan November. Waikelo Sawah terletak di Desa Tema Tana, Wewewa Timur, Sumba. Wisatawan pasti melewatinya dalam perjalanan dari Bandar Tambolaka ke pusat kota Waikabubak. Jaraknya sekitar 12 km dari ibu kota Tambolaka dan memakan waktu sekitar 40 menit dengan mobil.
2. Danau Laguna Weekuri
Danau Laguna Weekuri memiliki warna air kebiruan. Apalagi saat matahari terbenam maka akan menyaksikan momen ajaib yang awalnya air berwarna kebiruan berubah menjadi emas, yang pastinya Wisatawan tidak ingin melewatkan momen ini. Dipisahkan oleh tebing, kolam pasang surut dengan dasar berpasir ini hanya berjarak 20 meter dari laut dan airnya yang sejuk sangat cocok untuk berenang.
Jika Wisatawan tidak suka berenang atau mandi bisa bermain air dengan duduk di bawah salah satu pohon rindang sambil mencelupkan kaki ke air yang dingin sambil menikmati keindahan alam sekitarnya Wisatawan tidak akan menemukan banyak orang disini sehingga dapat dengan bebas menikmati keindahan Laguna Weekuri tanpa lalu lalang dari keramaian. Laguna Weekuri terletak di utara Kodi, di wilayah barat Sumba dan dibutuhkan waktu 2 jam untuk berkendara dari Bandar Udara Tambolaka Sumba Barat.
3. Desa Tradisional Ratenggaro dan Kampung Tarung
a. Desa Ratenggaro
Keunikan dari Desa Ratenggaro terletak pada bentuk rumah adatnya (Uma Kelada) yang bentuknya unik, seperti menara menjulang tinggi dengan ketinggian 15 meter. Atap dasarnya berbahan jerami dan tinggi rendahnya atap disesuaikan dengan status sosial warga. Umumnya terdiri dari empat tingkat, yakni paling bawah untuk tempat tinggal hewan peliharaan, yang kedua untuk ditinggali bersama keluarga, di atasnya tempat untuk menyimpan hasil panen, atasnya lagi untuk tempat memasak dan terdapat kotak untuk menyimpan benda keramat.
Tidak lupa bertengger tanduk kerbau di atasnya sebagai simbol kemuliaan. Simbol tersebut merupakan tanda bahwa mereka sudah melaksanakan upacara adat. Kampung adat Ratenggaro terletak di Desa Umbu Ngedo, Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya. Dari Tambolaka, kamu harus berkendara kurang lebih 1,5 jam sampai 2 jam jika menggunakan kedaraan roda empat atau tergantung kecepatan tempuh.
b. Kampung Tarung
Saat memasuki desa kuno Kampung Tarung, Wisatawan seolah dibawa kembali ke masa lalu. rumah-rumah atau warga setempat menyebutnya “Uma” mirip dengan yang ada di Ratenggaro. Rumah panggung dengan atap jerami yang sepenuhnya dibuat dari bahan alami, seperti bambu dan akar. Rumah-rumah tersebut tersusun rapi mengelilingi alun-alun desa, di mana Wisatawan akan menjumpai makam megalitik, sebuah kuil Marapu dan sebuah tiang.
Untuk melestarikan warisan budaya mereka, desa ini tetap mempertahankan berbagai tradisi dan ritualnya. Jika mengunjungi Kampung Tarung antara bulan purnama di bulan Oktober dan bulan purnama di bulan November. Wisatawan dapat menyaksikan Wula Podu, sebuah festival di mana orang-orang berburu hewan hutan di hutan sekitarnya. Dari Ibu Kota Waikabubak, perjalanan dengan ojek memakan waktu sekitar 15 menit jika menggunakan kendaran roda empat.
4. Pantai Bawana
Berwisata ke Nusa Tenggara akan disguhkan dengan keindahan Pantai Kuta Lombok, Pantai Kuta Bali, dan tidak kalahnya Pantai Bawana Sumba. Pantai Bawana merupakan pantai berpasir putih lembut dengan deretan tebing tinggi yang indah sebagai latar belakangnya, cocok bagi Wisatawan suka mengabadikan momen berwisata melalui foto, pasti hasil jepretan bakalan keren. Di pantai ini, Wisatawan akan menemukan sebuah lengkungan unik lubang besar pada batu karang yang berdiri kokoh di pesisir pantai. Dari kejauhan, pemandangan di Pantai Bawana sekilas mengingatkan pada tebing-tebing hijau menakjubkan di Irlandia.
Sejauh mata memandang, yang tampak adalah pantai tidak terjamah dengan hempasan ombak pada dinding karang. Mungkin Wisatawan bakal bisa menikmati pantai ini sendiri, karena belum banyak yang tahu. Disarankan datanglah saat matahari terbenam untuk melihat pemandangan yang lebih indah lagi. Pantai Bawana terletak di Kodi dan bisa dicapai menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua dengan jaraknya sekitar 1 jam berkendara dari Bandar udara Tambolaka.
5. Padang Savana Puru Kambera
Puru Kambera, lebih dikenal oleh Wisatawan sebagai suatu nama dari sebuah pantai yakni Pantai Puru Kambera di Sumba Timur. Terdapat sebuah padang savana dengan vegetasi khas Sumba lengkap dihiasi dengan sekumpulan kuda di alam liarnya. Jarak dari pantai ke Padang Savana Puru Kambera adalah sekitar 2 s/d 3 km. Namun tidak hanya keindahan pantainya saja, padang savana yang berada di tengah perjalanan menuju lokasi pantai juga dapat dijadikan sebagai destinasi wisata alternatif bagi Wisatawan yang hendak mengeksplorasi keindahan alam Pulau Sumba.
Savana Puru Kambera kerap dijadikan destinasi utama bagi Wisatawan yang ingin melihat tingkah laku kuda liar Sumba di alam bebas. Gerombolan kuda Sumba akan lebih sering terlihat di saat musim kemarau dibandingkan dengan musim penghujan. Hal tersebut dikarenakan pada musim kemarau, padang savana di Puru Kambera menjadi sangat kering sehingga kuda-kuda liar akan lebih aktif merumput di luar hutan untuk mencari makan. Panorama alam berupa savana berwarna kuning keemasan dibalut dengan birunya langit menjadikan suasana di sekitar lokasi serasa berada di alam Afrika.
Tidak hanya itu saja, latar belakang hamparan biru laut dari kejauhan pun nampak kontras dengan warna kuning padang savana ketika musim kemarau dan hijau. Lokasinya berjarak sekitar 25 km dari pusat Kota Waingapu dan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua. Waktu tempuhnya sekitar 1 jam perjalanan. Tidak ada angkutan umum yang menuju ke tempat ini.
Beberapa ulasan dari gotripina.com diatas semoga menjadi saran bagi Anda untuk bahan referensi ketika berencana berwisata ke Labuan Bajo untuk menikmati keindahan Taman Nasional Pulau Komodo atau ke Pulau Lombok untuk menikmati keindahan Pantai Senggigi. Jangan lupa menyempatkan diri mampir ke P